Mata Garuda Aceh Salurkan Bantuan ke 85 Desa di 9 Kabupaten/Kota, Warga: “Kami Bisa Mati Kelaparan”



Banda Aceh - Gerakan tanggap darurat yang dilakukan Mata Garuda Aceh (MG Aceh), organisasi alumni dan awardee LPDP asal Aceh, terus menunjukkan kinerja nyata di tengah krisis banjir bandang dan longsor yang melanda berbagai wilayah. Sejak hari pertama donasi dibuka, total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp148.205.000, di mana Rp140.211.000 (±94,6%) telah didistribusikan secara cepat dan tepat sasaran kepada masyarakat terdampak. Adapun sisa dana sebesar Rp7.904.000 (±5,3%) masih dialokasikan untuk kebutuhan lapangan dan akan dipertanggungjawabkan dalam laporan resmi setelah masa tanggap darurat selesai.

Hingga hari ini, relawan akar rumput MG Aceh telah menjangkau 85 desa di 9 kabupaten/kota, meliputi Aceh Utara, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Timur, Lhokseumawe, Bireuen, Langsa, serta wilayah tambahan seperti Desa Simpang Tiga dan Desa Tualang Baroe di Aceh Tamiang, dan satu desa di Kecamatan Tripe, Gayo Lues. Distribusi dilakukan dengan pendekatan langsung ke kantong-kantong pengungsian dan desa-desa yang terisolasi, memastikan bantuan berupa makanan siap saji, air bersih, susu dan kebutuhan bayi, perlengkapan ibu hamil dan menyusui, pakaian, serta kebutuhan pokok lainnya benar-benar diterima oleh warga paling membutuhkan.

Situasi di lapangan menunjukkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Dari Aceh Tengah, seorang warga menyampaikan keputusasaan mereka, “Kalau begini terus, kami bisa mati kelaparan.” Sementara di Aceh Tamiang, beberapa minimarket dan toko sudah dijarah karena masyarakat tidak lagi mampu menahan lapar. “Indomaret, Alfamart, dan toko-toko sudah dijarah karena masyarakat kelaparan. Di mana pemerintah? Apa kami harus mati dulu baru mereka datang?” ungkap seorang warga dengan nada penuh frustrasi.

Koordinator Lapangan Tanggap Darurat MG Aceh, Ajmir Akmal, turut menggambarkan kondisi yang ia temui sebagai hal yang sangat menyayat hati. “Di lapangan, saya tidak bisa tahan air mata. Anak-anak bayi, balita, ibu-ibu kita—mereka hanya menangis menahan lapar. Ketika saya datang membawa sedikit bantuan, mereka langsung memeluk dan bersyukur. Setiap hari saya dihubungi banyak orang yang meminta bantuan, tapi donasi kita terbatas. Ya Allah, geu bantu kamoe ya Allah,” ujarnya dengan suara bergetar.

Melihat masih banyaknya wilayah yang belum tersentuh bantuan, MG Aceh mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama memperkuat respons kemanusiaan di Aceh. Organisasi ini menegaskan bahwa situasi yang terjadi bukan hanya soal Aceh, melainkan tentang kesatuan dan kepedulian nasional terhadap sesama.

MG Aceh juga membuka peluang kolaborasi seluas-luasnya bagi organisasi, komunitas, media, dan pihak mana pun yang ingin turut membantu penanganan bencana ini. Informasi dan kerja sama dapat langsung melalui Instagram @matagaruda_aceh.[*]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama